Rabu, 02 Januari 2008

Setetes Air Mata Ibu

Kurun waktu berlalu
tak kunjung air mata itu hilang di kedua pipi mu
entah berapa banyak air mata itu kau teteskan untukku
saat kau mengangkat kedua tanganmu
dan berharap padaNya demi kehidupanku

Ibu........
kau tak hanya mulia bagiku
lebih dari itu...
telah kau pinjamkan ragamu untuk pertahankan hidupku

sunggung hina hidupku tanpamu ibu...
bahkan kau rela tersiksa
demi meneruskan cita-cita untukku

Ibu...
maafkan Khilafku
yang tak pernah sanggup
meneguk air matamu

andai waktu dapat berputar
takkan ku biarkan air mata mu basahi tubuhku
tak pantas semua itu untukku
sebab aku tak pernah berbakti padamu

Ibu....
aku masih mengharap do'amu
kelak....
kucoba hapuskan air mata itu
yang takkan kubiarkan kesedihan menyelimutimu.

1 komentar:

akhmad fikri af mengatakan...

Untuk puisi ini, layak disandingkan dengan puisi "perempuan berhati surga" yang sudah terpampang di dinding. Waw! membacanya bikin merinding, terharu...